Dalam balapan yang penuh emosi di Catalunya, Aleix Espargaro mengakui kemampuannya terbatas di belakang kesempurnaan balap Marc Marquez.
MotoGP Catalunya tidak hanya sekedar balapan, tetapi juga panggung perpisahan bagi Aleix Espargaro yang akan pensiun di akhir musim. Pembalap Aprilia ini, yang sempat memimpin di sesi latihan dan memenangkan sprint race pada hari Sabtu, mengalami naik turun performa dalam race utama pada hari Minggu.
Espargaro, yang memulai dari pole position, mengalami kesulitan dengan ban medium yang dipilihnya untuk balapan penuh, berbeda dari hari sebelumnya yang menggunakan ban soft. Alhasil, dia sempat tercecer ke posisi enam sebelum akhirnya finish di posisi keempat, sedikit di belakang Marc Marquez yang berhasil mendapatkan posisi ketiga.
Menggambarkan detik-detik akhir balapan yang menegangkan, Espargaro mengungkapkan bahwa ia hampir melakukan manuver berisiko tinggi. “Saya mencoba segalanya karena Marc tidak memiliki grip di tikungan kanan. Jadi saya berkata pada diri sendiri, ‘OK, jika Anda lebih dekat di tikungan 13 atau 14, mungkin Anda bisa mencoba dari dalam. Tapi dia melindungi bagian dalam dan pada detik terakhir saya memutuskan untuk tidak melakukannya,” jelas Espargaro.
Pilihan untuk tidak mengambil risiko besar di akhir balapan disebabkan Espargaro tidak ingin mengacaukan momen spesialnya di Catalunya dengan insiden besar. “Saya bisa membuat kekacauan besar! Dan dengan Marc, di Catalunya, di akhir pekan spesial untuk saya, saya tidak menginginkan itu. Tempat keempat sudah cukup baik,” tambahnya.
Meskipun merasa puas dengan upayanya, Espargaro tidak dapat menyembunyikan kekagumannya terhadap kinerja Marc Marquez, yang dikenal dengan ketangguhannya di situasi sulit. “Saya berjuang seperti singa sepanjang perlombaan. Ini adalah podium di balapan terakhir saya di rumah, jadi ini adalah saatnya untuk mengambil risiko. Jadi saya mencoba segalanya. Tapi Marc adalah Marc. Tidak ada kesalahan. Dan dia mengamankan podiumnya,” ujar Espargaro.
Espargaro juga mengakui bahwa dia tidak memiliki jawaban untuk kecepatan duo Ducati, Francesco Bagnaia dan Jorge Martin, yang finish sekitar sepuluh detik di depannya. “Mereka mengalahkan waktu balapan saya dari tahun lalu sekitar 20 detik, yang sangat gila,” kata Espargaro ketika membahas keunggulan Ducati.
Dengan pensiunnya mendekat dan rencana untuk beralih ke peran sebagai test rider atau mungkin wild-card untuk tahun 2025, Espargaro tampaknya telah menerima kenyataan bahwa dia tidak akan selalu berada di barisan terdepan dalam setiap balapan, namun race di Catalunya benar-benar memberikan sentuhan dramatis pada karir balapnya yang gemilang.