CEO Ducati Menjelaskan Proses Negosiasi Cepat dengan Marquez
Kesepakatan kontrak antara Marc Marquez dan Ducati untuk musim MotoGP 2025 mengundang perhatian karena berlangsung sangat cepat, berbeda dengan proses panjang yang dialami Valentino Rossi saat terakhir kali menandatangani kontrak dengan tim satelit Yamaha Petronas pada 2021. Kesepakatan Marquez dengan Ducati tercapai hanya dalam beberapa hari, sementara Rossi membutuhkan berbulan-bulan untuk menyelesaikan kesepakatan tersebut.
Proses Negosiasi Marc Marquez
Pada awalnya, Ducati menawarkan kursi pabrikan mereka untuk tahun 2025 kepada Jorge Martin dan menginginkan Marquez mengendarai GP25 di tim Pramac. Namun, Marquez menolak dan ini menyebabkan Ducati melakukan perubahan strategi. CEO Ducati, Claudio Domenicali, mengatakan bahwa negosiasi dengan tim Marquez berjalan lancar.
“Dalam kenyataannya, semuanya berjalan cukup mulus,” ujar Domenicali kepada MOW. “Jelas ada banyak detail yang tidak masuk akal untuk dibicarakan sekarang dan tidak ada alasan untuk menyebutkan. Namun, Ducati dan tim Marquez mampu bergerak cepat dalam hal ini. Tidak ada kesulitan yang berarti.”
Reaksi Terhadap Penambahan Marquez di Ducati
Penambahan Marquez, yang memiliki rivalitas legendaris dengan Valentino Rossi, tentu menimbulkan reaksi beragam di Italia. “Dia adalah juara besar dan seperti semua juara besar, seperti yang juga dikatakan oleh Gigi Dall’Igna, dia dicintai dan tidak dicintai,” kata Domenicali. “Ada yang mengatakan bahwa kami tidak bisa membuat pilihan yang lebih baik, dan ada juga yang mengatakan sebaliknya. Keputusan harus dibuat dan kami yakin telah membuat pilihan terbaik untuk Ducati agar semakin kompetitif.”
Dampak pada Pembalap Lain
Keputusan untuk memilih Marquez menyebabkan Ducati kehilangan Jorge Martin dan Enea Bastianini. Martin akan bergabung dengan Aprilia, sementara Bastianini akan pindah ke Tech3 KTM. Domenicali menambahkan tentang perpisahan emosional dengan Bastianini, “Selamat tinggal adalah kata yang saya tidak suka. Mungkin itu hanya sekadar selamat tinggal. Sayangnya dalam olahraga, dalam olahraga kita, ada pilihan yang harus dibuat dan tidak selalu mungkin untuk melangkah maju bersama. Enea adalah pembalap hebat dan anak yang luar biasa, dan jelas pada saat ini ada kesedihan di pihak kami. Tetapi inilah olahraga.”