Konfrontasi intens antara Pecco Bagnaia dan Marc Márquez pada Grand Prix Jerez tidak hanya menghibur para penonton tapi juga mengundang analisis mendalam dari Óscar Haro, mantan direktur olahraga tim LCR Honda.
Pertarungan ketat antara dua juara dunia ini, di mana Bagnaia berhasil keluar sebagai pemenang, mendapat perhatian khusus.
Haro menyoroti mentalitas juara yang ditunjukkan oleh Bagnaia throughout lomba tersebut. “Mentalitas Pecco adalah mentalitas seorang juara. Dia menjalani lomba tanpa kesalahan, seperti biasa. Saya ingat apa yang dikatakan Crutchlow tentang Jorge Lorenzo, bahwa ketika dia dalam mode martillo, dia tidak terkalahkan. Pecco memiliki banyak kesamaan dengan Lorenzo, seperti cara dia mengendarai yang begitu sistematis, seperti robot,” jelas Haro dalam wawancara dengan Nico Abad.
Lebih lanjut, Haro memberikan penilaian tentang perjuangan yang terjadi di lintasan. Menurutnya, jika bukan Bagnaia yang bertarung dengan Márquez, mungkin pembalap lain akan menyerah lebih dini dan Márquez akan memenangkan lomba.
“Jika itu pembalap lain, mereka pasti akan menyerah. Marc pasti akan menang karena dia kemudian akan mengeluarkan siku-sikunya dan mempertahankan posisi. Pecco tahu ini karena mereka dari Portugal dan dia berpikir bahwa Marc tidak akan dapat mendahuluinya, bahwa Marc tidak akan bisa mengalahkannya,” ungkap Haro.
Dalam analisisnya, Haro juga membedah pentingnya taktik dan pemilihan jalur oleh kedua pembalap. “Di awal lomba, Marc terlihat tegang dan memerlukan waktu lama untuk dapat melampaui Bezzecchi, menggunakan banyak ban depan, yang meningkatkan tekanan dan memakai ban belakangnya lebih banyak. Pecco, di sisi lain, menggunakan jalur yang lebih terbuka, sedangkan Marc memilih jalur yang lebih khas Honda, yang lebih dalam dan membutuhkan waktu lebih lama untuk membuat motor berdiri sehingga membuat ban lebih banyak mengalami spinning dan keausan,” tambahnya.
Haro juga menyoroti bahwa strategi dan keberanian Bagnaia dalam menghadapi Márquez sangat krusial. Dalam pertarungan di puncak, tidak hanya kecepatan dan ketepatan yang menjadi faktor, tetapi juga keberanian untuk bertahan dan mengambil risiko pada momen kritis.