Francesco Bagnaia meraih kemenangan di MotoGP Qatar setelah berhasil beradaptasi dengan cepat terhadap set-up dan strategi baru hanya dalam waktu 10 menit.
Sebelumnya, Bagnaia menghadapi kekhawatiran terkait performa Ducati GP24-nya setelah finis di posisi keempat pada sprint Sabtu.
Namun, melalui analisis data yang cermat dan perombakan motor oleh tim Ducati, Bagnaia mampu meraih kemenangan dengan mudah pada balapan hari Minggu. Bagnaia menjelaskan bahwa strateginya adalah untuk memimpin sesegera mungkin agar dapat mengelola balapan dengan lebih baik.
“Saya mencoba untuk menjadi yang pertama sesegera mungkin. Itu adalah strategi. Karena jika Anda memulai dengan baik dan berada di posisi pertama, Anda dapat mengelola segalanya dengan lebih baik. Saya tahu kecepatan saya cukup kuat untuk membuka celah, jadi saya mencoba melakukannya,” kata Bagnaia kepada TNT Sports.
Timnya berhasil melakukan perubahan yang signifikan setelah sprint Sabtu yang mengecewakan.
Bagnaia juga menyebut bahwa dua balapan tersebut dilakukan dengan cara yang benar-benar berbeda, dan adaptasinya yang cepat membawa hasil positif.
Michael Laverty, seorang analis MotoGP, menjelaskan perbedaan strategi Bagnaia dalam menyerang balapan sprint dan grand prix.
Laverty mengungkapkan bahwa Ducati unggul dalam manajemen bahan bakar dan ban belakang, serta kemampuan Bagnaia dalam menghitung setiap aspek strategi balapan.
Sylvain Guintoli menambahkan, “Ini menunjukkan kekuatan yang dimiliki Ducati dengan data mereka untuk memecahkan masalah, dan kemampuan Pecco untuk beradaptasi.”
Bagnaia, yang merupakan juara dua kali berturut-turut dalam dua musim terakhir, berhasil memimpin klasemen setelah menutup putaran pertama musim 2024.
Keberhasilannya memperlihatkan kemampuan adaptasi yang luar biasa dan peran krusial data dalam mencapai kemenangan di panggung MotoGP Qatar.