Daniel Ricciardo, pembalap asal Australia, mengungkapkan keraguan mengenai masa depannya di Formula 1 setelah balapan di Singapura yang berakhir kurang memuaskan. Ricciardo menyelesaikan balapan di posisi ke-18, yang memperkuat spekulasi bahwa balapan ini mungkin menjadi Grand Prix terakhirnya sebelum digantikan oleh Liam Lawson di balapan berikutnya di COTA, Oktober mendatang.
Dalam wawancaranya dengan Sky Sports, Ricciardo mengakui bahwa ia perlu mengevaluasi kembali tujuannya di F1. “Saya juga harus bertanya pada diri sendiri: apa lagi yang bisa saya capai? Apa lagi yang benar-benar bisa saya kejar?” ujarnya. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa karirnya di F1 mungkin mendekati akhir, setelah lebih dari 13 tahun berkompetisi.
Ricciardo juga berbicara tentang alasannya kembali ke F1 setelah keluar dari McLaren, dengan tujuan kembali ke tim papan atas seperti Red Bull. “Saya selalu mengatakan bahwa saya tidak ingin kembali hanya untuk sekadar berada di grid. Saya ingin mencoba dan bertarung di depan. Tapi itu tidak terwujud,” tambahnya.
Meskipun balapannya di Singapura tidak berjalan sesuai harapan, Ricciardo berhasil mencatatkan putaran tercepat, yang berpotensi memberikan keuntungan bagi Max Verstappen dalam perebutan gelar juara dunia. “Pierre bertanya ‘haruskah kita mencoba putaran tercepat’ dan saya berpikir… jika Max menang dengan selisih satu poin, saya baru saja menjamin hadiah Natal yang bagus untuk diri saya sendiri,” ujar Ricciardo sambil bercanda.
Dengan hasil yang belum memuaskan dan masa depan yang tidak menentu, banyak yang bertanya-tanya apakah kita telah melihat akhir dari era Daniel Ricciardo di Formula 1.