Mercedes dikabarkan telah mengaktifkan klausul non-pembajakan dalam kontrak Lewis Hamilton untuk mencegah eksodus personel kunci ke Ferrari setelah keputusan mendadak pembalap tersebut untuk meninggalkan tim pada 2025.
Keputusan Hamilton untuk meninggalkan Mercedes membuka kemungkinan bahwa staf senior, termasuk insinyurnya seperti Pete ‘Bono’ Bonnington, dapat mengikuti langkahnya, seperti yang terjadi dalam kasus-kasus kepindahan besar sebelumnya di dunia Formula 1.
Dalam kontrak Hamilton yang baru, diyakini telah dimasukkan klausul ‘non-pemburuan’ khusus untuk mencegah personel tim ikut serta jika pembalap memutuskan untuk pindah tim.
Klausul semacam itu umum ditemukan dalam kontrak manajemen senior dan bertujuan melindungi tim dari eksodus massal staf.
Meskipun klausul tersebut tidak dapat sepenuhnya mencegah individu untuk pindah perusahaan jika semua pihak setuju, namun bertujuan untuk mengurangi gangguan potensial yang dapat terjadi jika ada upaya menyeluruh untuk merekrut anggota tim.
Langkah serupa dilakukan pada akhir musim 2014 ketika Sebastian Vettel tidak dapat membawa insinyur Red Bull-nya, Guillaume “Rocky” Rocquelin, ke Ferrari karena adanya klausul non-pembajakan dalam kontraknya.
Salah satu kandidat yang paling mungkin untuk dibawa Hamilton adalah insinyur balap pribadinya, Bonnington, yang telah membangun kemitraan yang tangguh di Mercedes.
Prinsipal Mercedes, Toto Wolff, telah menyatakan bahwa diskusi mengenai masa depan ini sudah dipertimbangkan.
“Saya pikir ini adalah diskusi yang harus dilakukan semua orang dalam beberapa bulan ke depan,” ujar Wolff. “Dan sebanyak yang sudah saya bicarakan dengan Bono, ketika saya mengatakan kepadanya (tentang kepindahan Hamilton), dia berkata, ‘Apakah April Mop?’ Itu adalah sesuatu yang akan kami diskusikan di masa depan.”
Klausul ‘anti-pembajakan’ semacam itu menunjukkan upaya Mercedes untuk memitigasi dampak potensial kepergian Hamilton terhadap stabilitas internal dan keberlanjutan kesuksesan tim.