Mantan pembalap Formula 1, Ralf Schumacher, baru-baru ini melontarkan kritik keras terhadap tim Red Bull Racing, menyuarakan kekhawatirannya bahwa tim tersebut akan “tenggelam dalam kemelut.”
Penilaian ini muncul menyusul kepergian Adrian Newey, genius desain mobil, yang dianggap sebagai pukulan terbaru bagi tim yang secara performa di trek sangat dominan, tetapi dihadapkan pada krisis internal.
Menurut Schumacher, kiprah Red Bull di arena balapan mungkin masih memukau, dengan Max Verstappen memenangkan empat dari lima balapan musim ini. Namun, secara internal, tim mengalami keretakan yang signifikan. “Adrian Newey membutuhkan harmoni, ia membutuhkan suasana yang baik, tempat kerja,” kata Schumacher kepada Sky Germany. “Dan saat ini, harus jujur dikatakan: Red Bull sedang berantakan.”
Segala kontroversi ini bermula dari masalah yang melibatkan Christian Horner, kepala tim, yang meskipun telah dibebaskan dari tuduhan perilaku tidak pantas, masih diminta untuk mengundurkan diri oleh Jos Verstappen. Situasi tersebut menjadi lebih rumit dengan dugaan kepergian Helmut Marko dan kemudian spekulasi seputar masa depan Max Verstappen sendiri.
“Christian Horner memiliki tanggung jawab penuh atas ini karena ia berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan kekuasaanya,” ungkap Schumacher. Ia menambahkan, “Saya pikir ini bukan masalah terakhir yang akan dihadapi jika Adrian Newey meninggalkannya. Max Verstappen sudah memikirkannya, begitu juga Dr. Helmut Marko.”
Penilaian Schumacher meningkat tajam dengan perkiraannya bahwa, “Saya memberi Red Bull dua tahun lagi dan jika mereka terus mempertahankan Horner, maka tim akan tenggelam dalam kemelut. Saya cukup yakin akan itu.”
Meski di lintasan segalanya tampak baik dengan Sergio Perez juga sering mendapat posisi kedua, namun dengan hengkangnya Adrian Newey, yang telah bersama tim selama 19 tahun dan berada di balik kesuksesan juara Sebastian Vettel dan Verstappen, muncul keragu-raguan baru mengenai masa depan Red Bull.
Kondisi ini tentu disayangkan mengingat potensi dan sumber daya yang dimiliki Red Bull, bersaing di puncak Formula 1. Keberhasilan di trek oleh Verstappen dan Perez menunjukkan bahwa tim memiliki kapabilitas teknis yang luar biasa, tapi masalah internal bisa mempengaruhi stabilitas dan kemampuan mereka untuk berinovasi serta bersaing di masa depan.