Tony Arbolino, pembalap Moto2 asal Italia, baru-baru ini berbicara tentang situasinya di kejuaraan dan tantangan yang dihadapinya musim ini. Musim lalu, Arbolino tampil mengesankan dengan bersaing ketat melawan Pedro Acosta dalam perebutan gelar juara dunia Moto2. Ia bahkan diisukan akan naik ke MotoGP, namun hal itu tidak terjadi. Musim ini, Arbolino menjadi salah satu favorit utama untuk meraih gelar, tetapi kesulitan yang dihadapinya cukup terlihat.
Dalam wawancara dengan GPOne, Arbolino menjelaskan bahwa salah satu tantangan terbesar musim ini adalah perubahan pada ban. Meski merasa “sensasi yang baik” sejak awal, ia mengakui kurangnya kepercayaan diri dalam lap cepat, yang merupakan salah satu aspek yang juga pernah menyulitkannya di masa lalu. Ia menambahkan, “Ada banyak perubahan dalam hidup pribadi saya, tetapi di sisi itu semuanya stabil dan tidak memengaruhi performa saya.”
Arbolino juga mengubah manajernya, bekerja sama dengan Albert Valera. “Semua terjadi dengan sangat alami dan mudah. Segera terbentuk hubungan yang harmonis dan spontan yang sangat penting bagi saya. Saya juga memiliki hubungan baik dengan Aleix [Espargaró] dan Martín,” ungkapnya. Namun, ia menegaskan bahwa perubahan tersebut tidak memengaruhi awal musimnya.
Meskipun menghadapi kesulitan, Arbolino tetap bersemangat. Ia mengatakan, “Dalam dunia balap motor, saya rasa kita sering mengalami lebih banyak momen sulit daripada momen bahagia. Ketika kita masih muda, kita menjalani ribuan balapan dan kesempatan untuk tumbuh dan belajar. Lebih sering kita memikirkan balapan berikutnya daripada merefleksikan kemenangan. Itu adalah momen di mana kita harus menjadi lebih kuat. Saya selalu merasa bahwa salah satu kelebihan saya adalah kemampuan untuk belajar dari kekalahan, bangkit kembali setelah jatuh. Sekarang, saya benar-benar merasa bahwa saya sedang berada di salah satu momen tersebut, saat untuk bangkit dan lahir kembali.”
Tentang masa depannya di MotoGP, Arbolino berpendapat, “Saya selalu percaya untuk hidup di masa sekarang, karena hal-hal akan datang pada waktunya. Saya tidak suka memikirkan hari-hari ke depan. Jika besok saya baik-baik saja, hari setelahnya saya akan terus maju. Saya menghadapi semuanya langkah demi langkah, dengan kepala tegak dan bekerja keras. Di dalam diri saya, saya masih merasa penuh semangat dan ingin membuktikan diri.”