Penasihat Red Bull, Helmut Marko, menegaskan bahwa ancaman Max Verstappen untuk meninggalkan Formula 1 harus dianggap serius. Verstappen mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap aturan yang disebutnya “konyol” setelah ia dihukum oleh FIA karena insiden di konferensi pers sebelum GP Singapura. Sang juara dunia tiga kali ini merasa aturan-aturan tersebut dapat memengaruhi masa depannya di F1.
Verstappen, yang terikat kontrak dengan Red Bull hingga akhir 2028, mengatakan bahwa kesabarannya mulai menipis dengan aturan-aturan FIA. Menurutnya, situasi ini dapat mempercepat keputusannya untuk pensiun lebih awal. Ia merasa bahwa peraturan yang terlalu ketat menghambat dirinya untuk menjadi diri sendiri, dan itu membuatnya merasa lelah dengan lingkungan F1.
Marko mengungkapkan bahwa Verstappen adalah orang yang serius dengan ucapannya. Jika kesenangan Verstappen terhadap olahraga ini semakin terganggu, ia tak ragu untuk mengambil keputusan besar, termasuk meninggalkan F1. “Max adalah tipe orang yang jika dia mengatakan ‘cukup, saya berhenti,’ dia benar-benar serius,” ujar Marko.
Situasi ini juga dipandang oleh Marko sebagai bukti standar ganda di F1, terutama dengan adanya bahasa kasar di serial Netflix “Drive to Survive,” yang secara luas diterima. Verstappen sendiri mengungkapkan bahwa ia merasa tidak nyaman dengan hukuman yang dijatuhkan kepadanya hanya karena sebuah komentar yang ditujukan pada mobil, bukan pada orang.
Marko berharap bahwa aturan-aturan ini tidak akan membuat Verstappen pensiun lebih cepat. Namun, jika terus berlanjut, ancaman Verstappen untuk meninggalkan F1 bukanlah sekadar gertakan, melainkan keputusan yang sangat mungkin terjadi.