Jorge Lorenzo Dahulu Merasa Jadi Anak Tiri Yamaha, karena Rossi

Dalam episode terakhir podcast ‘Tengo un Plan,’ Jorge Lorenzo membuka lembaran masa lalunya, termasuk momen sulit bersama sang ayah, Chicho, dan perjalanan kontroversialnya dari Yamaha ke Ducati.

Lorenzo mengenang awal karirnya yang dipengaruhi oleh ayahnya, yang tidak hanya memberinya semangat untuk mencintai balap motor, tetapi juga menjadi pelatih pertamanya.

Namun, hubungan mereka merenggang saat Lorenzo memutuskan untuk mandiri pada usia tujuh belas tahun.

Konflik mencapai puncaknya ketika ayah Lorenzo membuat pernyataan kontroversial pada tahun 2006, menyebutkan bahwa kemenangan putranya mirip memberikan dosis kepada seorang pecandu. Ucapan itupun jadi motivasi Lorenzo dan berhasil meraih gelar dunia pertamanya.

Pentingnya hubungan pribadi juga terungkap saat Lorenzo membahas perpindahannya dari Yamaha ke Ducati. Meskipun banyak yang berbicara tentang kontrak miliaran dolar, Lorenzo menekankan bahwa keputusannya bukan hanya tentang uang.

Dia merasa Yamaha tidak mendukungnya dengan baik pada tahun 2015 dan merasa diabaikan, terutama dalam persaingan dengan rekan setimnya, Valentino Rossi.

Keputusan beralih ke Ducati, menurut Lorenzo, sebagian besar didasarkan pada kebutuhan akan tantangan baru dan motivasi yang hilang.

Ia membandingkannya dengan keputusan Lewis Hamilton untuk meninggalkan McLaren dan bergabung dengan Mercedes di Formula 1.

Meskipun kontrak dengan Ducati bernilai besar, Lorenzo menegaskan bahwa uang hanya merupakan 15% lebih banyak dari yang ia terima di Yamaha.

Baginya, aspek personal dan keinginan untuk menyegarkan semangat balapnya menjadi faktor penentu utama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version