Mantan pembalap Red Bull, David Coulthard, mengungkapkan keprihatinannya bahwa dominasi Red Bull dalam Formula 1 berpotensi mengurangi keseruan dalam olahraga tersebut.
Red Bull telah menjadi kekuatan dominan sejak pemberlakuan regulasi ground-effect pada tahun 2022, mereka memenangkan dua kejuaraan dunia berturut-turut.
Coulthard, yang telah mengakhiri karir F1-nya dengan balapan untuk Red Bull antara 2005 dan 2008, menyatakan kekhawatirannya bahwa terlalu dominan dapat merugikan daya tarik F1.
Ia mengatakan, “Terlalu banyak kesuksesan agaknya mengambil keajaiban. Dengan olahraga, kita mencari inspirasi, untuk tumbuh, untuk maju, dan jika satu tim melakukan semua itu, maka itu tidak memberikan cukup harapan bagi semua orang.”
Meskipun demikian, manajer tim Red Bull, Christian Horner, tidak yakin akan terjadi dominasi yang sama pada tahun 2024.
Horner menyatakan keyakinannya bahwa hasil yang semakin menurun akan terjadi bagi Red Bull.
“Saya sepenuhnya mengharapkan dengan regulasi yang stabil, [akan] ada hasil yang semakin menurun bagi kami, karena saya pikir kita mencapai puncak kurva lebih cepat dari yang lain,” ujar Horner.
Horner meramalkan bahwa lebih banyak tim akan mengadopsi filosofi Red Bull dalam desain mobil mereka untuk tahun mendatang.