Bezzecchi menjelaskan kesulitan dalam mengendalikan motor yang menyebabkan understeer berlebihan, terutama pada balapan terakhir di Catalunya.
Pembalap asal Italia, Marco Bezzecchi, mengalami rintangan yang cukup berat dalam seri MotoGP di Catalunya. Di tengah penampilan gemilang rekan setimnya, Fabio Di Giannantonio, yang berhasil finis di posisi kelima, Bezzecchi justru tertinggal dan finis di posisi kesepuluh. Lebih buruk lagi, dia menjadi pembalap Ducati terakhir yang menyelesaikan balapan dengan motor GP23.
Bezzecchi menceritakan pengalaman pahitnya, “Memang akhir pekan yang sulit, seperti yang Anda lihat dari hasilnya. Sayangnya, masalah yang selalu saya hadapi di sini dengan understeer dan menghentikan motor tidak memungkinkan saya untuk membuat peningkatan selama akhir pekan. Saya harus mengelola ban depan karena mulai mengalami masalah degradasi terlalu cepat,” ungkapnya dengan nada kecewa.
Menurut Bezzecchi, masalah yang dihadapinya bukanlah karena gaya berkendaranya. “Saya suka trek ini, dan treknya memang indah, tapi bukan masalah gaya berkendara. Saya kesulitan sepanjang akhir pekan untuk merasa nyaman di atas motor. Meskipun kami mencoba banyak hal berbeda, kami tidak bisa menemukan solusi. Ini adalah masalah utama,” lanjut Bezzecchi.
Menghadapi kesulitan tersebut, Bezzecchi berharap dapat menemukan momentum positif di seri selanjutnya di Mugello, Italia – balapan kandang bagi dirinya. “Saya berharap karena saya membutuhkan vibes yang positif. Saya tidak tahu apa yang diharapkan tapi semoga bisa lebih baik. Mugello adalah trek yang saya suka jadi semoga saya bisa membuat langkah maju di sana,” kata Bezzecchi dengan optimisme.
Pembalap muda tersebut juga menyampaikan bahwa dia telah mencoba mempelajari data dari Di Giannantonio dan Marc Marquez, namun masih belum bisa memanfaatkannya sepenuhnya. “Saya melihat data semua orang dan Diggia sangat baik dalam melepaskan rem yang merupakan bagian yang paling saya kesulitan. Saya mencoba beberapa kali untuk melepaskan rem seperti dia dan juga seperti Marc serta 23 pembalap lainnya. Namun, setiap kali saya melakukannya, saya selalu mengalami banyak understeer dan motor tidak berbelok dengan baik, sehingga saya terpaksa menarik stang untuk membelokkan motor tapi itu merusak ban depan. Kami harus menemukan cara untuk membuat motor lebih mudah berbelok dan menghindari cara saya memaksa motor untuk belok,” jelas Bezzecchi tentang perjuangannya.