Pedro Acosta, pembalap muda asal Spanyol, berbicara terbuka tentang pengalaman dan tekanan yang ia rasakan dalam perjalanannya menuju gelar juara dunia. Sebagai juara dunia Moto3 2021 dan sekarang berkompetisi di kelas MotoGP dengan GASGAS Tech 3 KTM, Acosta mengakui bahwa tekanan diberikan padanya segera setelah memulai karirnya di kejuaraan dunia.
Dalam sebuah dokumenter pribadi berjudul ‘Pedro Acosta: A must-win,’ Acosta berbagi perasaannya tentang bagaimana ia dipanggil sebagai Juara Dunia hanya setelah tujuh balapan. Ia menjelaskan bahwa sebagai pembalap muda yang naik motor KTM resmi dengan Red Bull di belakangnya, ia tidak hanya di sana untuk belajar, tetapi untuk menang.
“Saya kehilangan banyak hal sederhana, seperti menikmati berada dengan tim kecil yang perlahan-lahan membawa Anda naik, dan Anda mencapai podium pertama Anda. Saya kehilangan jalur datang dari bawah. Tiba-tiba, saya muncul di kejuaraan. Dan dari situ, saya tidak bisa turun,” ungkap Acosta.
Meskipun mengalami kehilangan dan tekanan, Acosta tetap kuat dan fokus pada tujuannya. Pada musim keduanya, ia menunjukkan kemajuan yang luar biasa di Moto2, dengan tiga kemenangan dalam satu musim.
Acosta juga mengekspresikan perasaannya tentang kesulitan yang dihadapinya pada musim 2022, mengakui bahwa ia banyak menangis karena situasi yang sulit. Namun, dia menegaskan bahwa keputusannya untuk berkompetisi dalam kejuaraan dunia adalah keputusan yang tepat, dan ia tidak bisa membayangkan kejuaraan dunia dengan cara lain.
“Pada akhirnya, saya di sini untuk menjadi baik dan menikmati. Tentu, akan ada saat-saat baik dan buruk, tetapi saya pikir tidak seorang pun bisa memiliki kata-kata di mulutnya, itu bukan seperti dulu, atau bahwa bintang yang tampaknya ada, pada akhirnya adalah kegagalan,” tambah Acosta.