Fabio Quartararo mengungkapkan rasa frustrasinya saat harus mengendarai motor Yamaha MotoGP secara “defensif” di balapan sprint Grand Prix Indonesia. Juara dunia 2021 ini menunjukkan performa yang cukup baik dalam beberapa pekan terakhir, berhasil melaju ke Q2 di tiga balapan terakhir. Namun, di Mandalika, ia hanya mampu meraih posisi keenam dan akhirnya terlempar ke urutan ke-12 setelah insiden dengan Franco Morbidelli saat berusaha menyalip.
Quartararo mengatakan bahwa manuver berisiko adalah satu-satunya cara untuk melakukan overtaking dengan motor Yamaha saat ini. Ia menyatakan, “It’s the only way for us to overtake, and was completely wrong.” Menurutnya, motor Yamaha tidak memiliki keunggulan dibandingkan dengan Ducati, yang membuatnya kesulitan untuk mengambil posisi. “Kami tidak memiliki poin kuat dibandingkan mereka, sehingga kami harus balapan secara defensif,” tambahnya.
Rider asal Prancis ini juga menyoroti bahwa masalah yang sama telah berlangsung selama bertahun-tahun. “Sudah bertahun-tahun kami cukup buruk di Yamaha,” ujarnya. Ia mengakui bahwa meski saat ini sudah memiliki pace yang baik, ia tetap kesulitan untuk melakukan overtaking, dan hal ini menjadi tantangan besar bagi timnya.
Meskipun Quartararo sebelumnya telah meraih podium di dua GP Indonesia terakhir, ia tidak optimis bisa mengulangi prestasi tersebut pada tahun 2024. “Saya tidak yakin untuk podium, karena kami tidak cukup cepat untuk bersaing,” katanya. Ia berharap bisa menyelesaikan balapan di posisi enam besar, tetapi semuanya akan tergantung pada awal balapan.
Dengan tantangan yang dihadapi, Quartararo menyadari perlunya peningkatan kecepatan dan performa motor Yamaha agar dapat bersaing lebih baik di masa mendatang.